BENDORO SAUD DI SUMENEP MADURA
By: Khozinurrahman
Gambar-Source: |
Sejarah
Sumenep jaman dahulu diperintah oleh seorang Raja. Ada beberapa Raja yang telah
memimpin kerajaan Sumenep pada jaman dahulu. Dan, sekarang ini telah dipimpin
oleh seorang Bupati.
Mengingat
sangat keringnya informasi data yang otentik seperti prasati, maupun buku-buku
yang menerangkan raja-raja yang ada di sumenep, maka dalam mencari data-data
tersebut saya menggunakan metode wawancara dalam pendekatan historis dan
kultural, selain itu kami ,egunakan juga pendekatan ekonomis, psikologis dan
edukatif.
SIAPAKAH
BENDORO SAUD ITU?
Bendoro Saud
merupakan keturunan dari Pangeran Katandur. Pangeran ini cucu dari Sunan Kudus,
Pangeran Katandur adalah pemimpin pertanian yang mula-mula memberi contoh
bercocok tanam didesa Parsanga dan desa-desa disekitarnya dalam pertengahan
abad ke- 17.
Waktu
didaerah Sumenep ditimpa bencana kelaparan dan musim kering yang sangat lama,
rakyat disibukkan oleh macam-macam peperangan tetapi berkat petunjuk-petunjuk
dari Pangeran Katandur dibidang pertanian maka hasil produksi dapat dilipat
gandakan dan kelaparan dapat segera diatasi.
Pangeran
Katandur memang mempunyai darah keturunan Arab maka disamping memimpin
pertanian ia juga menyebarkan Agama Islam, setelah beberapa keturunan sampailah
pada Bendoro Saud, dengan demikian ia mempunyai keturunan Arab. Bendoro Saud
diambil oleh pamannya ialah Kyai Pekke, Kyai ini mempunyai banyak santri
termasuk pula Bendoro Saud.
Pada malam
hari santri-santrinya tidur bersama-sama dilanggar, pada suatu malam Kyai Pekke
melihat-lihat santrinya yang sedang tidur dalam malam yang gelap itu tampaklah
sinar yang datang dari salah seorang santrinya.
Kyai Pekke
menghampiri santri tersebut dan memberi tanda sarungnya dilobangi dengan api
rokok, pada keesokan harinya Kyai Pekke memeriksa santri-santrinya dan ternyata
sarung yang diberi tanda disarungnya berlobang ialah Bendoro Saud, Isteri
Bendoro Saud ialah Nyai Isza dan mempunyai dua orang anak yang bernama Ario
Pacinan dan Sumolo bergelar Panembahan Notokusumo I.
Dalam cerita
selanjutnya Ratu Tirtonegoro bermimpi supaya ia kawin dengan Bendoro Saud anak
dari Bendoro Bungso yang tinggal di Batu Ampar, oleh karena itu ia menyuruh
menterinya untuk memberi tahu Bendoro Saud supaya menghadap kekeraton. Setelah
Bendoro Saud sampai di keraton, beliau di ceritakan tentang mimpinya, tak lama
kemudian keduanya sepakat dan perkawinan dilaksanakan dengan mengambil gelar
isterinya ialah Tumenggung Tirtonegorodan terus menetap di keraton.
Berita
pernikahan itu di dengar Patih Sumenep yaitu Purwonegoro, patih sangat marah karena
ia sendiri bermaksud mengawini Ratu Tirtonegoro, ia tidak sudi menghadap
kekeraton meskipun berkali-kali dipanggil oleh Ratu, bahkan ia membalas
panggilan itu dengan nada menantang Bendoro Saud untuk berperang.
Pada suatu
waktu di Pendopo keraton diadakan pertemuan dan sekaligus untuk memperkenalkan
R.T. Tirtonegoro (Bendoro Saud). Juga patih Purwonegoro diharuskan hadir oleh
Ratu Tirtonegoro, pada saat itu seorang menteri yang bernama K. Sawunggaling
disuruh berpakaian kerajaan dan didudukkan diatas kursi kerajaan sehingga jika
orang kurang teliti akan mengira bahwa ia adalah Rajanya. Tidak lama kemudian patih
Purwonegoro datang dengan kelihatan sangat marah dan terus menuju orang yang
duduk disinggasana (dikiranya Bendoro Saud) dengan pedang terhenus serta terus
memukulkan pedangnya dengan sangat keras, untunglah pedangnya tidak mengenai
sasarannya akan tetapi tertancap ditiang pendopo sehingga tidak mudah ditarik
kembali. Setelah Sawunggaling mengelakkan diri dari bacokan pedang terus ia
menghunuskan pedangnya ditusukkan keperut patih Purwonegoro meninggal seketika
itu juga, peristiwa yang tragis itu menimbulkan banyak akibat.
BENDORO SAUD DI SUMENEP MADURA
Reviewed by Unknown
on
13:30
Rating:
Mantap bung. Lanjutkan
ReplyDeleteTerinspirasi
ReplyDelete