FITNAH
By : Khozinurrahman
Gambar-Source : |
Sore itu hari biasa bagi karim, selain jadi guru ngaji kegiatannya
sehari-hari berdiam diri di masjid. Dia beda dengan orang lain, buta.I I’tikaf
adalah jawaban dari pertanyaan yang selama ini menghantuinya.
Seperti
hari-hari selumnya, tidak ada yang istimewa kecuali Tuhan memberikan keajaiban
dan dari pertanyaan itulah terungkap sebuah pertanyaan kecil, mengapa Tuhan
melahirkan aku dengan kondisi tidak sempurna layaknya manusia yang lain.
Walaupun sebenarnya dalam hati kecilnya terbesit firman tuhan”lain syakartum
laaziidannakum walain kafartum inna azdaabii lasyadiid” . …”aku tahu ayat itu,
tapi aku belum bisa menerima keadaanku sekarang…”keluhnya sambil meneteskan air
mata.
Tuhan maha
bijaksana dan maha tahu segala keinginan mahluknya, mengapa zamanku tidak ada
atau lahir pada masa kejayaan nabi isa yang penuh dengan kemukjizatan nabinya.
Bisa menghidupkan orang mati, bisa menyembuhkan orang lumpuh, bisa menyembuhkan
kebutaan, dan mukjizat yang diberikan Tuhan lainnya. Waktu terus berlalu dan
tidak akan pernah kembali, kalaupun ada berita entah waliullah atau penyebar
risalah lainnya yang bisa menyembuhkan segalanya, sesuatu yang mustahil dan
tidak masuk akal serta mendekati penghancuran aqidah. Persetan dengan semuanya,
aku harus bangkit, aku harus mampu menghadapi situasi ini tanpa mengorbankan
aqidah. Karena aku percaya, bahwa Tuhan saat ini belum memberikan jawaban dari
sebuah pertanyaan, apakah nasibku akan terus seperti ini sampai ajal menjemput
atau akan ada sebuah keajaiban kemudian hari.
Aku percaya dengan firman Tuhan, ……“innallaaha la yughayyiru maa biqaumin hattaa yghayyiru maa bianfusihim..” biarlah Tuhan yang akan menjelaskan semuanya seiring waktu yang terus ku manfaatkan untuk semakin dekat dengan Tuhan, suasana sedih aku selalu ingat Tuhan, bahagia apalagi yang tidak pernah aku rasakan pasti aku selalu mengingatnya, sebagaimana janjiNya …”ingatlah Aku selalu ketika kamu sedang suka cita, karena Aku akan selalu mengingatmu ketika kamu dalam kesedihan, dana Aku akan senantiasa memberikan jalan keluar ketika kamu dalam kegelapan, ingat-ingatlah ayatku yang selalu benar adanya….”innamaal usri yusron fainnamaal usri yusron”……. Pengabdianku kepada masyarakat dan lingkunganku tempat berdiam dan bertapa, akan menjadi sebuah ibadah dengan nilai taqwa yang tinggi dihadapanNya. Aku tidak percaya dengan penafsiran manusia yang selalu diselimuti rasa takut, waswas, dan selalau ingin benarnya sendiri tanpa melihat kebenaran ayat-ayat Tuhan. Aku selalu ingat dengan ayat Tuhan dalam sebuah ayat,….”inna akromakum indallaahi atkookum..” ayat inilah membuatku lebih semangat dalam mengarungi lautan kehidupan mencapai kemuliaan yang haqiqi dan tidak dimiliki oleh semua orang.
Aku percaya dengan firman Tuhan, ……“innallaaha la yughayyiru maa biqaumin hattaa yghayyiru maa bianfusihim..” biarlah Tuhan yang akan menjelaskan semuanya seiring waktu yang terus ku manfaatkan untuk semakin dekat dengan Tuhan, suasana sedih aku selalu ingat Tuhan, bahagia apalagi yang tidak pernah aku rasakan pasti aku selalu mengingatnya, sebagaimana janjiNya …”ingatlah Aku selalu ketika kamu sedang suka cita, karena Aku akan selalu mengingatmu ketika kamu dalam kesedihan, dana Aku akan senantiasa memberikan jalan keluar ketika kamu dalam kegelapan, ingat-ingatlah ayatku yang selalu benar adanya….”innamaal usri yusron fainnamaal usri yusron”……. Pengabdianku kepada masyarakat dan lingkunganku tempat berdiam dan bertapa, akan menjadi sebuah ibadah dengan nilai taqwa yang tinggi dihadapanNya. Aku tidak percaya dengan penafsiran manusia yang selalu diselimuti rasa takut, waswas, dan selalau ingin benarnya sendiri tanpa melihat kebenaran ayat-ayat Tuhan. Aku selalu ingat dengan ayat Tuhan dalam sebuah ayat,….”inna akromakum indallaahi atkookum..” ayat inilah membuatku lebih semangat dalam mengarungi lautan kehidupan mencapai kemuliaan yang haqiqi dan tidak dimiliki oleh semua orang.
Tidak ada
jalan selain dengan memohon ampun dan petunjuk kepada Tuhan untuk mencapai
kebahagiaan abadi di tengan kebutaan, sampai akhirnya aku mendapat petunjuk
dari Tuhan dan hal ini seperti datang dalam mimpi, tapi bukan wahyu karena
zaman seperti sekarang banyak mahluk yang mengaku-ngaku nabi dan rosul karena
telah mendapat wahyu, sehingga terdorong kepada jalan kesesatan untuk
menjauhkan diri dari Tuhan karena pengaruh nafsu bisikan iblis yang tidak akan
pernah berhenti untuk mengganggu manusia sebagaimana janjinya pada saat
berdialog dengan Tuhan yang tidak setuju dengan perintahnya sesuai firmannya,……”idzqoola
robbuka lilmalaaikatisjuduu liaadama fasajaduu illa ibliis..” tapi aku yakin
bahwa itu merupakan petunjuk Tuhan, agar senantiasa tawakkal dan berikhtiar
untuk mencari kebahagiaan hidup di tengah kebutaan. Sampai akhirnya aku
putuskan untuk mengikuti jalan hidupku sesuai hati nurani dan petunjuk Tuhan.
Kini aku
telah berada di negeri orang yang tentunya tidak sesuai dalam segi budaya,
social, dan keyakinan agama. Di sana aku menemukan sesuatu yang baru, ternyata
masyarakat baru itu banyak yang mesih mengedepankan bias fanatisme atau kultur
pimpinan yang di taklidkan. Apapun perintah yang terlontar dari sabda pandita
ratu, akan terukir sebuah kondisi sami’na waato’na tapi memandang hal itu benar
atau salah. ….”kyai, anda keyakinannya menggunakan mahzdab apa?…”paparnya
sambil menatapku dengan wajah sadis. Aku berpikir bahwa orang yang ada di
hadapanku adalah orang yang fanatic golongan tanpa menghiraukan taklid.
Lagi-lagi dia melemparkan sebuah pertanyaan sebelum aku menjawab pertanyaan sebelumnya.
Dengan nada emosi, kembali dia bertanya…”jangan-jangan kyai termasuk golongan
orang-orang yang mengaku adanya nabi setelah nabi Muhammad dengan sebutan nabi
Al-Musaddek Al-Masih Al-Maudi”…..nadanya memvonis.
…..”tidak, den kulo same sareng njennengan nggih pun same ummatipun nabi Muhammad, mahzdab imam syafii same njennengan, dan patokan serta dasar islam saya al-qur’an dan al-hadist..” jawabku tersenyum karena aku selalu istighfar ketika menghadapi orang yang keras dan berpendirian yang didasari taqlid buta. Tapi dia tetap menganggapku sebagai orang asing yang membawa misi sesat dan tidak sesuai dengan perjuangan nabi.
Aku meminta petunjuk kepada Tuhan dengan memohon ..”robbis rohli sodrii wayassirli amrii wahlul uqdatan millisanii yafqohu qoulii..” sampai akhirnya aku mendapat sebuah jawaban yang merupakan petunjukNya, ada seorang hamba Tuhan yang masih menyisakan sifat keteladanan nabi dengan menyebutku sebagai seorang yang tahu dan menebak dengan tidak meninggalkan kesalahan sedikitpun, walaupun aku tahu bahwa yang aku ucapkan benar adanya dan bukan falakiyah yang mengada-ada. Hal itu aku rasakan ketika aku menebak dan memvonis seseorang yang mendatangiku tentang kejelekan masa lalunya dan dosa-dosa yang diperbuatnya, wallahu a’lam bissowab aku bukan menggunakan media jin atau mahluk halus tapi itu spontan yang keluar dari lidahku dan aku sendiri tidak tahu setelah ditanyakan kembali atas pernyataan yang aku lontarkan sebelumnya.
Seterusnya dan berlalu tanpa melewatinya dengan ibadah dan memberikan bekal iman dan taqwa, sembari memberikan pengajian-pengajian yang barangkali berguna dan bermanfaat. Aku mengobati dan berusaha menolong orang-orang di sekelilingku yang sedang sakit baik lahir maupun bathin, bukan mukjizat, bukan sulap, dan juga bukan sihir, tapi kekuatan Tuhan yang senantiasa tidak ada tandingannya,….”laa haula walaa quwwata illaa billahil aliyyil azdiim”…dan akhirnya Tuhan memberikan kesembuhan, walaupun terkadang banyak juga yang belum mendapat karomah dari Tuhan, tapi mereka tetap meyakini bahwa aku adalah orang yang selalu dengan Tuhan. Banyaknya orang di sekitar tempatku bermukim untuk sementara ternyata tidak semuanya menerima bahkan ada yang mengatakan aku sebagai kelompok atau pemimpin aliran yang menyesatkan dengan berbagai propagandanya dan fitnah-fitnah yang kejam.
…..”tidak, den kulo same sareng njennengan nggih pun same ummatipun nabi Muhammad, mahzdab imam syafii same njennengan, dan patokan serta dasar islam saya al-qur’an dan al-hadist..” jawabku tersenyum karena aku selalu istighfar ketika menghadapi orang yang keras dan berpendirian yang didasari taqlid buta. Tapi dia tetap menganggapku sebagai orang asing yang membawa misi sesat dan tidak sesuai dengan perjuangan nabi.
Aku meminta petunjuk kepada Tuhan dengan memohon ..”robbis rohli sodrii wayassirli amrii wahlul uqdatan millisanii yafqohu qoulii..” sampai akhirnya aku mendapat sebuah jawaban yang merupakan petunjukNya, ada seorang hamba Tuhan yang masih menyisakan sifat keteladanan nabi dengan menyebutku sebagai seorang yang tahu dan menebak dengan tidak meninggalkan kesalahan sedikitpun, walaupun aku tahu bahwa yang aku ucapkan benar adanya dan bukan falakiyah yang mengada-ada. Hal itu aku rasakan ketika aku menebak dan memvonis seseorang yang mendatangiku tentang kejelekan masa lalunya dan dosa-dosa yang diperbuatnya, wallahu a’lam bissowab aku bukan menggunakan media jin atau mahluk halus tapi itu spontan yang keluar dari lidahku dan aku sendiri tidak tahu setelah ditanyakan kembali atas pernyataan yang aku lontarkan sebelumnya.
Seterusnya dan berlalu tanpa melewatinya dengan ibadah dan memberikan bekal iman dan taqwa, sembari memberikan pengajian-pengajian yang barangkali berguna dan bermanfaat. Aku mengobati dan berusaha menolong orang-orang di sekelilingku yang sedang sakit baik lahir maupun bathin, bukan mukjizat, bukan sulap, dan juga bukan sihir, tapi kekuatan Tuhan yang senantiasa tidak ada tandingannya,….”laa haula walaa quwwata illaa billahil aliyyil azdiim”…dan akhirnya Tuhan memberikan kesembuhan, walaupun terkadang banyak juga yang belum mendapat karomah dari Tuhan, tapi mereka tetap meyakini bahwa aku adalah orang yang selalu dengan Tuhan. Banyaknya orang di sekitar tempatku bermukim untuk sementara ternyata tidak semuanya menerima bahkan ada yang mengatakan aku sebagai kelompok atau pemimpin aliran yang menyesatkan dengan berbagai propagandanya dan fitnah-fitnah yang kejam.
Mereka tidak
sadar bahwa fitnah lebih kejam dan durjana daripada pembunuhan…”alfitnatu au
asyaddu minal qotla”…tapi iblis lebih cerdas dan keji dari alam pikiran
manusia. Dengan berbagai spekulasi dan penuh rekayasa, mereka telah meprovokasi
massa dengan cara memanas-manasi warga dan menjual fitnah bahwa aku disebut
dengan julukan kyai Karim sebagai amir majelis wali sesat. Berbagai scenario
mereka lancarkan diantaranya aku dilaporkan sebagai dukun cabul yang telah menyetubuhi
salah seorang warga yang minta didoakan kepadaTuhan, bagaimana aku mau
mencabuli dan bersetubuh dengan pasienku di tengah kebutaan yang
berkepanjangan, aku hanya bisa melihat melalui mata hatiku dan mata bathinku.
Tapi fitnah lebih kejam, mereka menyiarkan pencabulanku melalui
perkumpulan-perkumpulan yang banyak dihadiri ummat seperti tahlilan dan majlis
ta’lim.
Sampai akhirnya aku mendatangi seorang ulama jumhur yang notabene adalah panutan ummat yang ternyata dia adalah shahabat ghaibku ketika melaksanakan sholat berjamaah di masjidil harom setiap waktu yang tentunya tidakm seorang pun tahu kalau aku sering sholat bersamanya ke mekkah melalui perjalanan ghaib. Bagi orang-orang yang ahli fitnah hal ini akan menjadi santapan liar untuk dijadikan barang bukti bahwa yang aku lakukan bersifat ghurur atau pembohong. Lagi-lagi aku memohon petunjuk kepada Tuhan sampai akhirnya, temanku itu memberi pesan singkat melalui fatwa bahwa aku bukan golongan orang-orang yang sesat seperti yang dituduhkan.
Sampai akhirnya aku mendatangi seorang ulama jumhur yang notabene adalah panutan ummat yang ternyata dia adalah shahabat ghaibku ketika melaksanakan sholat berjamaah di masjidil harom setiap waktu yang tentunya tidakm seorang pun tahu kalau aku sering sholat bersamanya ke mekkah melalui perjalanan ghaib. Bagi orang-orang yang ahli fitnah hal ini akan menjadi santapan liar untuk dijadikan barang bukti bahwa yang aku lakukan bersifat ghurur atau pembohong. Lagi-lagi aku memohon petunjuk kepada Tuhan sampai akhirnya, temanku itu memberi pesan singkat melalui fatwa bahwa aku bukan golongan orang-orang yang sesat seperti yang dituduhkan.
Konon kabar
yang aku dengar mereka yang telah mefitnahku adalah orang-orang yang diselimuti
rasa takut, cemburu, dan iri hati takut karerna popularitasnya atau charisma
kekyaiannya berkurang karena kehadiranku. Aku tidak menyangka kalau dia akan
berbuat sekeji itu, mungkin dari dulu dia telah terkena azdab Tuhan karena
kelakuannya yang mendzalimi tempat ibadah masjid dengan alasan yang tidak masuk
akal. Dia menganggapnya kalau tempat ibadah yang ditempati ummat sekarang tidak
syah dan batal demi syari’ah, padahal tempat ibadah itu yang meresmikan adalah
ulama-ulama terkemuka yang tentunya ahli kitab, ahli tafsir, dan tingkat
kemampuan syariatnya melebihi dia yang hanya sebatas lulusan santri yang tidak
tamat, bahkan ulama yang meresmikan itu sempat menyampaikan pesan kalau dia
sebentar lagi akan kena adzab dari Tuhan dan itupun terbukti setelah beberapa
minggu dari kejadian yang tidak mengesahkan keberadaan tempat ibadah tersebut
dia masuk rumah sakit dan harus melalui operasi. Hal ini menjadi gambaran bagi
orang-orang yang selalu menghalang-halangi orang di jalan Tuhan.
Tega dan
kejam adalah sifat manusia yang berteman dengan iblis, dia tidak mengenal
perasaan, hilang rasa iba dalam hatinya, mata bathinnya dibutakan, dan yang
muncul adalah amarah, hati yang kotor, dan kebencian yang tidak pernah hilang.
Padahal semua orang tahu kalau aku ini buta dan tidak bisa melihat keindahan
dunia, keceriaan dunia, dan segala isinya. Tapi aku tetap akan berjuang
walaupun aku telah difitnahnya, biarlah semua orang tahu dan waktu yang akan
menjawabnya.
Kini
sisa-sisa hidupku akan kupertaruhkan untuk melanjutkan perjuangan menegakkan
keadilan dan kebenaran, menuju jalan Tuhan jalan panjang yang penuh rahmat,
maghfiroh, dan petunjuk yang didambakan semua mahlukNya. Tak ada jalan yang
tidak bisa dilalui kecuali dengan yassirli amri , jalan kebajikan yang akan
menuntun setiap insan untuk lebih berhati-hati dan waspada. Aku yakin Tuhan
akan yughayyiru maa biqoumin datang pada saatnya dengan senantiasa kembali ke
jalanNya dan berpegang teguh pada sebuah ayat “innallaaha maassoobiriin”. Aku
tidak mau menjadi sebuah benalu di tengah-tengah kaum yang sedang menjalankan
syariat, tapi aku akan menjadi sebuah cahaya yang selalu bersinar untuk
menerangi ummat yang dalam kegelapan karena fitnah, kedzaliman, dan
kemungkaran. Ini bukan jalan akhir, karena masih ada jalan panjang yang lebih
berliku untuk mencapai kejayaan ummat. Aku kembali ke habitatku untuk
beri’tiqaf di masjid mencari jalan dan petunjuk sembari menunggu ajal tiba
walillaahi roojiuun.
Apakah harus
menyalahkan Tuhan dengan fisik yang dideritanya atau kembali ke jalan Tuhan
dengan mensyukuri nikmat yang diberikanNya. Orang-orang di sekitarnya hanya
melihat dan memandanginya dengan persaan sedih dan terharu, terkadang dalam
hati mereka terbesit sebuah ungkapan hati untung saja tuhan belum memanggilnya
atau masih memberikan kesempatan hidup, walaupun dalam suasana buta dan tidak
bisa melihat alam dan isinya.
FITNAH
Reviewed by Unknown
on
12:34
Rating:
No comments: